#backpacker,
#familytrip,
#japan,
#japantrip,
#niniedtrip,
#summertrip
Kebaikan hati Mr. Sasumu (Trip Jepang sumer 2018)
Tuesday, 22 September 2020
Kita pernah mendengar bahwa kebaikan sekecil apapun yang kita berikan kepada
orang lain akan kembali kepada kita suatu saat nanti, entah kebaikan itu dalam
bentuk apapun pastinya akan sangat kita syukuri.
Bagi seorang bacpacker sesat dikota tujuan adalah hal biasa, klo gak sesat gak ada cerita buat dikenang, kali ini saya akan becerita kebaikan salah satu warga jepang saat saya backpacker
kesana dua tahun lalu. Warga jepang menurut sy tergolong ramah dan sifat membantunya yang tinggi, dari awal kedatangan kami dibandara terasa suasana hangat, dari banyaknya booklet ttg wisata yg ada dibandara, fasilitas bandara buat kami bersih bersih hingga fasilitas refill air minum yang tersedia buat refill botol kami yg kosong.
Ini pertama kali sy dan keluarga ke Jepang, didalam rombongan kami ada salah satu kk yang udah pernah menginjakkan kakinya kejepang, tapi ya tetep saja gak bisa bergantung kepada satu orang saja kami juga mempersiapkan catatan dan itin sendiri selama disana, karena rombongan sy
sendiri aja ada lima orang, suami, anak sy danial usia 4th, ibu sy dan sahabat ibu sy yg usianya sudah 50th. ketika urusan bersih bersih dibandara kelar, kami segera menuju ke loket pembelian kereta ekspress bandara menuju ke terminal subway terdekat penginapan kami di Ueno, setelah antri membeli tiket selesai kemudian sy juga langsung membeli kartu subway pasmo, di loket pasmo dibandara.
(untuk penggunaan alat transportasi selama dijepang akan sy bahas ditulisan
lain).
Ketika sy dan suami sudah kelar mengurus kartu pasmo kami, kami
kehilangan jejak rombongan kami yg satunya, sy dan suami bingung pintu mana yg
kami harus masuk, karena benar benar blank tidak ada jejak, dalam kondisi begini
kami tidak boleh panik. kami buka kembali peta tokyo metro subway, dan download
aplikasinya di appstore. kemudian kami melihat banyak orang turun ke bawah
basement yang ternyata line metro ya udah kita turun juga dengan perkiraan
mungkin hanya beda pintu atau gate dengan si kereta ekspress. ternyataaa kita
lah dunk hahaha... zonk dan untuk masuk ke line ini kami sudah menggunakan
deposit dikartu pasmo kami, sekitar satu orang Rp.4000, kami sudah rugi tiket
ekspress yg sekitar 170rban hahah,, harus hemat dimakan ni nanti switching
budgetnya. oke, kita buka peta liat stasiun tempat penginapan kita, dan lihat
kode kode abjad ditiap line dan terminal perpindahan dari line satu ke line
lainnya, awalnya ribet banged sumpah hahaha belum tahu clue cara bacanya aja
seh, nah disinilah hikmah kesesatan kami, kami jd lebih cepat memahami cara
membaca peta metro subway ini.
Melihat kebingungan kami, seorang bapak dengan sederhana menghampiri kami dan bertanya walau dengan english dasar dan terbatas tapi kami mengerti dan dia juga mengerti apa yg kami katakan, kemudian dia membantu kami dengan menggambar rinci terminal mana yg kami harus berhenti,
kemudian pindah Line, kemudian line terakhir. dia membantu membawakan koper agar
suami saya bisa mendorong stoller danial dan sy membawa koper kabin kami, ibu saya dan sahabatnya juga akhirnya lega mendapat kepastian. Karena dalam kondisi lelah, penerbangan 8 jam, pastinya saat ini kami hanya ingin mandi dan minum kopi atau teh hangat, kemudian belajar ttg penggunaan metro subway dijepang.
Suami sy berkenalan dengan bapak tersebut, ternyata beliau adalah seorang guru, dan bernama MR.Sasumu, kebaikan beliau tidak hanya menggambarkan peta line secara rinci tapi menemani kami hingga ke line perpindahan agar kami tidak sesat, dan salah line kembali. disaat kondisi begini memang rasanya udah malas banget buat baca peta secara detail, tapi kami tetep sekilas mengecek catatan mr.sasumu dan peta yg kami pegang, sampailah akhirnya kami berpisah dan mr.sasumu kembali ketujuan awalnya.
klo kate orang pontianak sehe kan die ngantarkan kite, subhanallah bersyukur sekali ketemu beliau, pas di Line perpindahan di Ueno kami pindah ke Line H ke minowa, diterminal kami ditolong beberapa orang yg angkatin koper mama, ataupun koper yg dipegang pak suami, padahal bawaan kami sebenarnya gak banyak dan masih mampu buat naik dan turun tangga ke subway, tapi sifat tolong menolong melihat org tua maupun seorang ibu yg bawa anak atau baby, sangat tinggi dan membuat sy terharu. mereka langsung angkat koper tanpa bilang ini itu, kmi langsung mengikuti dibelakang, kemudian mereka membungkukkan badan, dan kami hanya bilang arigatou. Sungguh inilah yg kadang bikin kangen walau sudah 2tahun berlalu.
Jangan lelah berbuat baik, kepada yg membutuhkan walau sekedar membantu barang yg jatuh atau menunjukkan alamat, karena ketika engkau dinegara orang menjadi musafir banyak tangan yg juga akan membantu mu saat kamu membutuhkannya.